HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Banner Ad Space

Wanita Indonesia 'Babak Belur' di Pesawat, Kapok Naik Maskapai Inggris

Ilustrasi pesawat British Airways. (Foto: Wikipedia)

LiputID.com, Jakarta - Seorang penumpang pesawat wanita asal Indonesia, Sari Sumaryono (41), menyebut perjalanan udaranya bersama British Airways (BA) sebagai "pengalaman terburuk dalam hidupnya".

Pengalaman buruk itu terjadi ketika monitor di kabin pesawat jatuh dan menimpanya, serta kursi pesawat yang sangat tidak nyaman.

Sari, yang terbang bersama putranya, memulai perjalanannya dari Kepulauan Cayman, wilayah Seberang Laut Inggris, menuju Indonesia.

Perjalanan Sari Sumaryono bersama putranya memakan waktu 40 jam, karena harus singgah di London, Inggris, dan Hong Kong.

Sari yang bepergian dengan bayi laki-lakinya yang berusia 9 bulan, berencana agar suaminya, Djurre Woudstra, bergabung di Hong Kong, tempatnya bekerja.

Setibanya di bandara, Sari terkejut karena tidak menemukan catatan reservasi untuk tempat duduk putranya, yang menyebabkan penundaan selama 2 jam saat check-in.

Selain itu, meskipun telah mengeluarkan biaya sebesar Rp68 juta untuk dua kursi kelas ekonomi premium, Sari mengaku tidak menerima bantuan dari staf British Airways selama 12 jam perjalanan menuju London, Inggris.

Ia mengklaim bahwa awak kabin beberapa kali mengabaikan lampu panggilannya. Sari, yang bekerja sebagai penyedia layanan profesional untuk investor dana perlindungan nilai, juga menceritakan bahwa monitor penerbangannya rusak dan jatuh mengenai kakinya. Akibatnya, kakinya mengalami memar yang cukup parah.

Sari, yang telah pindah dari Kepulauan Cayman sejak 2006 untuk bekerja, menyatakan bahwa saat mendarat di London, ia mendapati bahwa tiket penerbangan Cathay Pacific miliknya dari Hong Kong ke Jakarta telah hangus.

Oleh karena itu, seperti dilansir Mirror, ia menuduh BA gagal menghubungkan penerbangan tersebut ke rencana perjalanannya selanjutnya.

Selama penerbangan dari London ke Hong Kong, ia mengaku merasa tidak nyaman karena duduk di kursi yang rusak. Kursinya tidak bisa direbahkan dan tidak dilengkapi dengan monitor atau pengisi daya USB yang berfungsi.

Ia membagikan gambar-gambar yang menunjukkan bagian tubuhnya yang dipenuhi memar setelah insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa ia kapok untuk terbang bersama British Airways lagi.

Maskapai BA menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami Sari selama penerbangan dan menyatakan bahwa mereka secara aktif bekerja sama untuk "memperbaiki keadaan".

"Saya benar-benar merasa sangat terkejut. Selama bertahun-tahun bepergian, saya tidak pernah diperlakukan seburuk ini," ucap Sari.

"Setelah sekian lama hidup jauh dari keluarga, saya sering bepergian bolak-balik antara Indonesia dan Kepulauan Cayman. Saya tidak asing dengan penerbangan jarak jauh, oleh karena itu saya dapat dengan jujur mengatakan, perjalanan yang saya alami bersama British Airways memang merupakan pengalaman terburuk yang pernah saya alami," tuturnya.

Padahal, perjalanan tersebut memiliki makna yang mendalam bagi Sari, yang meninggalkan Indonesia pada usia 17 tahun untuk pergi ke Amerika Serikat. Itu merupakan kepulangan pertamanya sejak sang ayah meninggal dunia pada awal tahun ini.
Tutup Iklan
Floating Ad Space